Rabu, 04 Februari 2015

KAPAL PENANGKAP IAKAN


                                                                                                   
KAPAL PENANGKAP IKAN (fishing vessel)
KAPAL  purse seiner



 






oleh :
ISMAIL TUEN LAMABLAWA
NIM : 2010.02.5.0008
                                                      







JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2013

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur hanya tertuju bagi Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat dan hidayahnya yang telah diberikannya kepada kita.
Rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kita dengan sabar dan juga kepada senior serta teman–teman yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Makalah ini saya susun dan laksanakan atas tugas yang telah diberikan kepada saya. Dalam tugas makalah ini saya menggunakan buku tentang tugas-tugas ini, dimana buku tersebut sangat banyak membantu dalam kelancaran tugas makalah ini
Harapan saya dalam pembuatan Tugas makalah ini dapat membantu dan menambah pengetahuan saya tentang Mata kuliah Kapal Perikanan
Diakhir kata ini, saya sebagai penyusun laporan mengharap masukan baik saran atau kritik atas semua kekurangan yang telah saya buat.




DAFTAR ISI
HALAMAN ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1.  Latar Belakang......................................................................................... 1
1.3.    Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1.    Deskripsi dan spsifikasi Kapal Purse Seiner.......................................... 3
2.2.    Keadaan Umum dan Khusus.................................................................. 4
2.3     Gambaran Rencana Umum dan dimensi Utama Kapal Purse Seiner...... 7
2.4.    Penentuan Ukuran – Ukuran  Bagian Kontruksi Kapal Purse Seiner..... 12
2.5.    Tipelogi Kapal Pukat Cincin Purse Seiner.............................................. 14
2.6.   Tenaga Pengerak Kapal Purse seiner...................................................... 16
2.7.    Perlengkapan Tambahan yang ada di atas kapal Purse Seiner................ 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 20







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Usaha penangkapan ikan adalah suatu usaha melakukan penangkapanataupun pengumpulan ikan dan jenis-jenis aquatic resources lainnya, dengandasar pemikiran bahwa ikan dan aquatic resources tersebut mempunyai nilaiekonomis (Ayodhyoa, 1981)
Menurut Ayodhyoa (1981), bahwa usaha penangkapan ikan adalah suatuusaha yang menghasilkan atau memanfaatkan seluruh benda-benda hidup padasuatu perairan.
Penangkapan ikan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikandi perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakandengan menggunakan alatbantu atau dengan cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapaluntuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkan.
Salah satu pendukung pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah kapal perikanan sebagai sarana apung. Sebagian besar kapal perikanan khususnya kapal penangkap ikan dirancang dan dibuat oleh para nelayan hanya berdasarkan keterampilan dan pengalaman yang diperoleh dari lapangan dalam operasi penangkapan ikan. Begitu pula kapal penangkap ikan yang dirancang dan dibuat oleh para pengrajin kapal / nelayan tanpa adanya dukungan gambar desain kapal.
.
Selain itu faktor yang sangat menentukan keberhasilan penangkapanadalah kapal. Hal-hal yang mendukung atau persyaratan yang harus diperhatikanantara lain mengenai ukuran kapal dan tenaga penggerak harus sesuai dengan alattangkap yang digunakan.Pengukuran kapal perikanan dibutuhkan untuk mendukung data statistik perikanan dan pengelolaan perikanan tangkap yang bertanggung jawab.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, BBPPI Semarang sebagai UPT Ditjen Perikanan Tangkap DKP diharapkan dapat  menyiapkan bahan standar pengukuran kapal perikanan sebagai sarana penangkapan ikan secara bertahap
Panjangnya kapal Purse seine ditentukan oleh panjangnya alat tangkap.Adapun persyaratan khusus yang harus ada di kapal Purse seine antara lain;palkah ikan, kestabilan kapal serta kemampuan olah gerak yang cepat (Balai Pengembangan Perikanan Tangkap, 1988).
Menurut Balai Pengembangan Perikanan Tangkap (1988), pengertian darikapal ikan adalah sarana apung yang memiliki geladak utama dan bangunan atasatau rumah geladak serta memiliki peralatan khusus yang dipergunakan untukmenangkap ikan, mengumpulkan dan mengangkut ikan segar serta mengolah ikan.
Menurut Balai Pengembangan Penangkapan Ikan (1988), bahwa kapalikan mempunyai fungsi operasional yang lebih rumit dan berat sehinggadiperlukan persyaratan khusus yang merupakan keistimewaan dan karakteristik  kapal ikan.
Kapal perikanan khususnya perikanan tangkap memiliki keistimewaan dan karateristik utama, antara lain :Kecepatan Kapal Kapal ikan biasanya memiliki kecepatan yang lebih tinggikarena dilihat darisegi alur pelayaran yang ditempuhnya, kapal ikan berlayar mencari
fishing ground pada suatu perairan atau mengikuti dan mengejar gerombolan ikan, dan dari segi operasi pengangkapan, kapal ikan beroperasi menangkapikan dan mengangkut hasil tangkapan guna menjaga tingkat kesegaran yangtinggi hingga sampai ke pelabuhan-pelabuhan perikanan.
Untuk mendapatkan kecepatan kapal yang efisien dan efektif untuk kapalpenangkapan harus mempertimbangkan besarnya tenaga penggerak dan tidakmelebihi tingkat kecepatan yang diperlukan. Kecepatan kapal yang melebihi tingkat kecepatan yang diperlukan akan mengakibatkan kapal ikan tidakefisien. Dalam kegiatan operasional usaha penangkapan ikan, kapal harusmampu bergerak dengan baik dalam kecepatan tinggi dan kecepatan rendah.


1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1.   Memberi informasi tentang jenis Kapal perikanan khususnya Kapal purse seine.
2.   Sebagai bahan diskusi antar mahasisiwa,mengenai Kapal Perikanan
3.   Sebagai baha acuan dalam pembelajaran.
4.    Menambah wawasan tentang Kapal ikan di bidang perikanan
5.    Agar dapat di implemtasikan jika suatu saat bereda di lapangn
6.    Sebagai bahan acuan untuk menjaga kelestarian laut.








BAB I
PEMBAHASAN


2.1 .  Deskripsi dan Spesifikasi, Kapal Purse Seiner
2.1.1 Definisi  Kapal Purse seine
Isitilah ini digunakan untuk menamai kapal perikanan yang menggunakan alat tangkap purse seine (pukat cincin).  Dalam kelompok kapal perikanan berbahan kayu maka jenis kapal ini umumnya adalah paling besar hingga 150 GT seperti yang banyak di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Jenis kapal ini memiliki ukuran displacement B (breath =lebar) lebih besar daripada jenis kapal ikan lain karena untuk memperbesar stabilitas kapal saat ABK melakukan kegiatan mengangkat jaring (hauling) yang dilakukan pada ssalah satu sisi kapal. Letak rumah kemudi (deck house) berada di belakang, dan dek kerja berada di bagian depan.       Perahu atau kapal penangkapan ikan adalah kapal yang digunakan pada operasi penangkapan ikan. Kapal pengangkut yang digunakan untuk mengangkut nelayan, alat – alat penangkapan dn hasil tangkapan dimasukkan sebagai kapal tangkap ( DKP 2003 ).
Kapal atau perahu penangkapan merupakan sarana pendukung dalam operasi penangkapan ikan, dimana berfungsi sebagai alat transportasi diperairan. Kapal purse seine adalah kapal yang secara khusus dirancang dan dibagun untuk digunakan menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine atau sering juga disebut pukat cincin, sekaligus menampung, menyimpan, mendinginkan dan mengangkut hasil tangkapannya. Kapal purse seiner merupakan kapal yang khusus dioperasikan untuk menangkap ikan jenis pelagis yang selalu bermigrasi dalam bentuk schooling fish, seperti ikan layang, ikan selar, ikan tongkol, dan cakalang.
 Berdasarkan hasil praktek kerja lapang Rika ( 2010 ), Kapal yang digunakan dalam melakukan pengopersaian purses esine diperairan barru terbuat dari kayu ulin ( Eusideroxylon zwagen ) dengan kontruksi yang sederhana. Hal ini seiring dengan pendapat Ayodhyoa ( 1981 )., bahwa secara ekonomis kayu masih menempati urutan teratas sebagai bahan konstruksi ikan yang berukuran kecil. Hal ini disebabkan pertimbangan, faktor harga, biaya perawatan, pajak, biaya operasional. Konstruksi kapal purse seine sama pada umumnya.





2.2 Keadaan umum dan Khusus
2.1.1 Karakteristik Kapal Purse Siener
Ayodhya dan Sondita (1996) menjelaskan bahwa kapal purse seine menangkap ikan-ikan pellagis yang bergerombol (schooling), perenang cepat (high speed), dan beruaya (high migration), sehubungan dengan sifat ikan sasaran tangkap dan alat tangkap yang digunakan, maka dimensi utama kapal akan berpengaruh pada beberapa kebutuhan kapal purse seine, seperti:
1)      Nilai B/D membesar mengakibatkan stabilitas kapal membaik, kondisi ini dibutuhkan karena kapal saat melingkari gerombolan ikan dan pengaruh terpusatnya beban, yaitu berat dan gaya-gaya yang bekerja dan berat seluruh ABK di salah satu sisi pada saat pengangkatan jaring.
2)      Nilai L/B berpengaruh terhadap tahanan penggerak kapal, mengecilnya nilai ini akan berpengaruh buruk pada kecepatan kapal (speed). Kecepatan kapal yang tinggi sangat diperlukan pada kapal purse seine terutama saat kapal mengejar dan melingkari kelompok ikan.
3)      Nilai L/D berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal, membesarnya nilai ini akan mengakibatkan kekuatan memanjang kapal melemah..
Sistem pengoperasian alat tangkap purse seine adalah dengan menghadang gerombolan ikan yang sedang beruaya, selanjutnya melingkarkan alat tangkap terhadap gerombolan ikan sasaran tangkap, sehubungan dengan sifat operasi penangkapannya, perhitungan tenaga penggerak utama (main engine) diharapkan mampu untuk mencapai kecepatan melingkar (maneuverability) serta memiliki bentuk lambung yang dirancang khusus, agar kapal memiliki bentuk lambung yang dirancang khusus, agar kapal memiliki kecepatan yang diharapkan dan penarikan alat tangkap lebih mudah dilakukan (lambung rendah) dan agar memiliki kemampuan olah gerak dan berputar yang baik (Fyson 1985).


Gambar.1 Ilustri kemungkinan ikan yang meloloskan dir ipadasaat pelingkaran
Alat tangkap pukat cincin

Gambar.2 Ilustrasi kemungkinan ikan yang meloloskan diri padasaat  penarikan tali kolor
Alat tangkap pukat cincin

Gambar.3 Posisik apal dan bentuk purse seine pada saat akan hauling

Ayodhyoa dan Sondita (1996) mengemukakan bahwa kapal purse seine diharapkan memiliki lebar yang cukup besar dan freeboard yang kecil. Lebar kapal yang besar diperlukan untuk memberikan daerah kerja yang cukup luas di atas deck. Daerah kerja yang luas dimaksudkan untuk memberikan keleluasan saat penanganan hasil tangkapan dan penempatan alat tangkap di atas deck. Freeboard rendah diperlukan untuk mempermudah saat pengangkatanjaring dan hasil tangkapan, selain itu juga memperkecil kemungkinan terbaliknya kapal disebabkan terputusnya gaya berat pada salah satu sisi kapal.
Schmid (1960) mengemukakan bahwa untuk mendesain kapal purse seine haruslah mempertemukan kebutuhan-kebutuhan umum seperti:
1)      Kapal dirancang dengan menggunakan tenaga kerja yang efisien sesuai dengan sistim operasi penangkapannya.
2)      Kapal purse seine dirancang untuk penangkapan pada cuaca buruk maupun tenang siang dan malam.
3)      Kapal dirancang dengan memperhatikan keamanan bagi nelayan yang melakukan penangkapan.
4)      Setting dan hauling dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan dengan memperhatikan patahan alat tangkap.
5)      Kapal purse seine harus efektif pada pengoperasian siang dan malam hari.

2.1.2  Persyaratan Kapal Purse Seine
            Syarat-syarat yang diperlukan dan diperhatikan pada kapal purse seine adalah:
a)      Bentuk kapal harus stabil artinya tidak banyak oleng karena waktu operasi kapal akkan mendapatkan beban ke samping yang lebih berat yaitu saat penarikan jaring yang akibatnya kapal akan miring.
b)      Ruang kerja perlu yang leluasa dan banyaknya peralatan yang perlu disiapkan maka:
-          Harus mempunyai dek yang luas.
-          Mempunyai tempat penyimpanan hasil tangkapan yang cukup.
-          Mempunyai tempat penyimpanan alat-alat penangkapan yang cukup.
c)      Olah gerak atau pelayaran
-          Kapal harus lincah atau mudah diolah gerak.
-          Mempunyai kecepatan yang besar.
-          Dapat menempuh daerah penangkapan yang jauh.
Hubungan ukuran panjang kapal dengan alat tangkap purse seine dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pada panjang kantong dengan perbandingan panjang kapal dengan rumus:

B : LOA = 1 ½ : 2 x Panjang Kapal
B = ¾ LOA
Dimana;
o   B =Panjang kantong jaring
o  LOA   = Panjang kapal (diukur dari paling ujung maka sampai bagian paling belakang kapal)



2.3  Gambar rencana umum  dan Dimensi Utama Kapal Purse Seiner.
            Menurut Dohri dan Soedjana (1983) dimensi utama kapal terdiri dari:
2.3.1          Panjang kapal (Length/L)
Panjang kapal dapat dibedakan dalam 3 kategori yaitu LOA, LPP, dan LWL. Panjang total atau LOA (Length Over All) adalah jarak horizontal kapal yang diukur mulai dari titik terdepan dari linggi haluan sampai dengan titik terbelakang dari buritan. Panjang total ini merupakan panjang yang terbesar dari sebuah kapal dan diukur sejajar dengan lunas kapal seperti ditujuk pada gambar di bawah ini:



Gambar 4. Ukuranpanjang total kapal (LOA)

·         Jaraksepanjanggaristegakatau LPP/LBP (Length Perpendicular / Length Between Perpendicular) adalahjarak horizontal yang dihitungdarigaristegakhaluansampaidengangaristegakburitan. Garistegakhaluanatau FP (Fore Perpendicular) ialahgariskhayal yang terletaktegakluruspadaperpotonganantarLwldanbadankapalpadabagianhaluan. Sedangkan yang dimaksuddengangaristegakburitanatau AP (After Perpendicular) ialahsebuahgariskhayal yang terletakpadabadankapalbagianburitanatauberada di belakangporoskemudi (bagikapal yang memilikiporoskemudi).
 Gambar 5.Ukuranpanjanggaristegak (LBP)
·         Panjanggaris air atau LWL (Length of Water Line) adalahjarak horizontal padakapal yang dihitungdarititikperpotonganantaragaris air (water line) denganlinggihaluansampaidengantitikperpotonganantaragaris air denganlinggiburitan.
Gambar 6. Panjanggarisawal (LWL)

2.3.2          Lebarkapal (Breadth/B)
Lebarkapalpadaumumnyadibedakanmenjadi 2 macamyaitu:
§  LebarterbesaratauBmax(Breadth maximum), adalahjarak horizontal padalebarkapal yang terbesar, dihitungdarisalahsatusisiterluar (sheer) yang satukesisi (sheer) lainnya yang berhadapan (Gambar7).
§  LebardalamBmoulded(Breadth moulded), adalahjarak horizontal padalebarkapal yang terbesar, diukurdaribagiandalamkulitkapallainnya yang berhadapan (Gambar7).
 







Gambar 7.Lebar kapal
2.3.3        Dalamkapal (Depth)
Dalamsuatukapaldibedakanatas:
§  Dalamatau D (Depth), adalahjarak vertical yang diukurdaridekterendahkapalsampaititikterendahbadankapal (Gambar8).
§  Saratkapalatau d (draft), adalahjarak vertical yang diukurdarigaris air (water line) tertinggisampaidengantitikterendahbadankapal (Gambar5).
§  Lambungbebas (freeboard), adalahjarak vertical atautegak yang diukurdarigaris air (water line) tertinggisampaidengansheer (Gambar 8).






Gambar 8.Dalam kapal

            MenurutFyson (1985), dalamdesainsebuahkapalkarakteristikperbandingandimensi-dimensiutama (L, B, D) merupakanhalpenting yang harusdiperhatikan. Perbandingantersebutmeliputi:
1)      Perbandinganantarapanjangdanlebar (L/B), merupakanfaktor yang berpengaruhterhadaptahanangerakdankecepatankapal.
2)      Perbandinganantaralebardandalam (B/D), merupakanfaktor yang berpengaruhterhadapstabilitas; dan
3)      Perbandinganantarapanjangdandalam (L/D), merupakanfaktor yang berpengaruhterhadapkekuatanmemanjangkapal.
Nilairasiodimensisangatpentinguntukmenentukanpenampilandansuatukapalikan.MenurutIskandar (2007), dikatakanjikanilai L/B mengecilakanberpengaruhburukterhadapkecepatankapal, nilai L/D membesarakanmengakibatkankekuatanmemanjangkapalmelemah, sedangkannilai B/D membesarakanmengakibatkanstabilitaskapalmeningkatakantetapipropulsive abilityakanmemburuk. IskandardanNovita (2000) menyatakan, perbandinganbeberapanilai parameter badankapalikan Indonesia berada di luarnilaikisaran yang dimilikikapalikanJepang.

2.3.4  KoefisienBalok (Coeffisien of block)
            KoefisienbentuksuatukapalerathubungannyadenganstabilitaskapalmenurutFyson (1985), stabilitaskapalikandidefinisikansebagaikemampuankapaltersebutuntukkembalikeposisisemulasetelahmengalamimomen temporal.Momeninidapatdisebabkanolehangin, gelombang, sebaranmuatan di kapal, air di dekdan lain-lain.
            Muckel (1975) menyatakanbahwastabilitaskapaltergantungpadabeberapafaktor antaralaindimensikapal, bentukkapalbadankapal yang ada di dalam air distribusibenda-benda yang ada di ataskapaldansudutkemiringankapalterhadapbidang horizontal.
            Fyson (1985) mengemukakanbahwacoefficient of finenessakanmenunjukkanbentukkapalberdasarkanhubunganantaraluas area badankapalterhadapmasing-masingdimensiutamakapal, coefficient of finenessuntukkapal yang tidakbergerak (V = 0 m/det), terdiriatas:
1)      Coefficient of block (Cb), menunjukkanperbandinganantaranilaivolume displacementkapaldengan volume bidangbalok yang mengelilingibadankapal. Cbjugadikenalsebagaikoefisienkegemukankapal (Gambar 9).








Gambar 9.Coefficient of block (Cb)



2)      Coefficient of prismatic (Cp), menunjukkanperbandinganantaravolume displacementkapaldengan volume yang dibentukolehluas area penampangmelintangtengahkapal (A*) danpanjangkapalpadagaris air tertentu (Lwl). Cpjugadikenalsebagaikoefisien yang menunjukkanbentukbadankapalsecara horizontal (Gambar10).

Coefficient vertical prismatic (Cvp), menunjukkanperbandinganantaravolume displacementkapaldengan volume yang dibentukolehluas area kapalpada WL tertentusecara horizontal-longitudinal (Aw) dandraftkapal. Cvpjugadikenalsebagaikoefisien yang menunjukkanbentukbadankapalsecaravertikal.
           







Gambar10. Coefficient of prismatic (Cp) dan Coefficient vertical prismatic (Cvp)

3)   Coefficient of waterplan (Cw), menunjukkanbesarnyaluas area penampangmembujurtengahkapaldibandingkandenganbidangempatpersegipanjang yang mengelilingiluas area tersebut. Cwmenunjukkanbentukbadankapalpadabagianwaterplan area).




Gambar 11.Coefficient of waterplane (Cw)


4)      Coefficient of midshipmenunjukkanperbandinganantaraluaspenampangmelintangtengahkapalsecara vertical denganbidangempatpersegipanjang yang mengelilingiluasarea tersebut. Menggambarkanbentukbadankapalpadabagiantengahkapal midship



                       


Gambar 12 .Coefficient of midship

2.4 Penentuan Ukuran-Ukuran Bagian Konstruksi Kapal Purse Seine
2.4.1 Lunas
            Ukuran kayu yang dipergunakan untuk lunas sesuai dengan ukuran kayu yang standar dan menggunakan kayu jati. Tinggi dan lebar lunas dalam dan luar tergantung dari angka petunjuk L (B/3 + H). Kapal yang lebih kecil dari 140 GT , tidak perlu dipasang lunas dalam. Kapal-kapal yang lebih besar harus dipasang lunas dalam (dari linggi buritan sampai linggi haluan) dan lunas luar.
Tebal dan tinggi dari lunas dalam dan luar dapat dirubah sedikit asal penampang seluruhnya seperti tertera  di tabel:
Tabel 1. Perbandingan antara (L : H) dengan tebal kayu
L : H
Penambahan Penampang atau Tebal dalam %
I
                                           II
8,2
8,4
8,6
8,8
9,0
2
4
7
11
16
           
            Juga perbandingan antara penampang lunas dalam dan luar dapat dilakukan perubahan, tetapi penampang lunas dalam bagaimanapun tiidak boleh kurang dari ½ penampang lunas luar.
            Jika lunas luar terdiri dari lapisan-lapisan kayu yang dilem, maka penampang-penampangnya boleh dikurangi 15% dari angka yang didapat menurut tabel, tebal dari masing-masing lapisan lunas tidak boleh melebihi 20 mm.
Lunas luar dan dalam dari kapal-kapal yang panjangnya sampai 14 m masing-masing harus dibuat dari 1 potong kayu lunas luar dari kapal-kapal yang lebih besar, maksimal hanya boleh terdiri dari 3 potong yang satu sama lain disambung; bagian terpendek dari lunas luar tersebut paling sedikit panjangnya harus 6 m.
Sambungan lunas di bagian belakang kapal pada  kapal-kapal bermotor harus dihindarkan. Sambungan-sambungan lunas tidak boleh berada di bawah lubang palka atau bukaan-bukaan geladak yang besar. Letak sambungan ini terhadap sekat yang terdekat paling sedikit harus satu jarak gading-gading sedangkan terdapat pemikul membujur mesin paling sedikit harus 5 jarak dari gading.
Pada lunas luar tidak boleh ada yang tumpul. Sambungan pada kapal dengan panjang sampai 15 m harus dengan skarp miring, pada kapal-kapal yang lebih besar sambungannya skarp miring berkait ganda. Panjang dari sambungan paling sedikit harus 5 kali tinggi lunas.

2.4.2 Linggi Haluan dan Linggi Buritan
Tinggi dan tebal dari linggi haluan dan buritan terdapat pada lampiran. Linggi baling-baling harus sedemikian lebarnya, sehingga disamping untuk tabung buritan masih ada paling sedikit tebal kayu sebesar 20 mm, pada setiap sisi; sedangkan untuk kapal-kapal dengan angka petunjuk L (B/3 + H) diatas 20, tebal kayu paling sedikit harus 25 mm pada setiap sisi. Sambungan-sambungan pada linggi haluan harus dihinsari kecuali sambungan antara linggi haluan dengan lunas.

2.4.3 Kemudi
Setiap kapal harus memiliki sistem kemudi yang menjamin dikendalikannya dengan baik. Garis tengah gagang kemudi dengan 3 batang bantalan dihitung menurut lampiran 7. Letak bantalan tersebut berlaku untuk gagang kemudi seluruhnya. Di tempat pemasangan kendaraan, gagang tersebut boleh dibuat khusus (kira-kira 1 : 10). Bila gagang kemudi mendapat tambahhan momen lengkung, maka harus dibuat kuat atau dipasang lagi bantalan-bantalan tambahan (misal: ring pengikat atau jari-jari).

2.4.4 Gading-Gading
Gading-gading dari baja dan bila perlu dari logam lainnya. Untuk gading-gading lengkung dapat dipergunakan jenis-jenis kayu, dimana urat-uratnya sejalan bentuk gading. Bilamana jenis kayu demikian yang cukup panjang tidak dapat atau susah diddapatkan, maka gading-gading dapat disambung.
Bagi gading-gading tunggal, kedua bagian gading-gading tersebut harus berhimpitan sepanjang kurang 3x tebal gading-gading, atau kedua bagian gading-gading tersebut dilekatkan tumpu antara satu dengan yang lain.  Gading-gading harus terlihat kokoh dan kuat. Begitu juga susunan dan jarak gading-gading tersusun cukup rapi dan sesuai denga ukuran kapal.

2.4.5 Ruang Palka
Hal yang perlu diperhatikan dalam lingkup palka, yakni: tebal dari sekat-sekat ruang ikan dan sekat-sekat dalam ruang ikan, geladak-geladak ruang ikan, dinding-dinding selubung ruang ikan. Sekat-sekat ruang ikan dibuat dari papan-papan yang dipotong secara radial. Tutup sisi geladak harus terdiri dari kayu keras.




2.5 Tipologi Kapal Purse Seiner
Karakteristik kapal pukat cincin yang mengeksploitasi sumber daya ikan pelagis kecil di perairan Jawa, terutama kapal yang berpangkalan di Pekalongan dan Juwana adalah kapal pukat cincin besar dan sedang, sesuai dengan tipologi kapal pukat cincin yang dikatakan oleh Potier & Sadhotomo (1995). Panayotou (1982) membandingkan perikanan skala kecil dan skala besar (perikanan industri) dengan melihat teknologi yang digunakan, tingkat modal, tenaga kerja yang digunakan dan kepemilikan. Ia lebih lanjut menerangkan bahwa perikanan skala kecil biaya rendah, rendah teknologi, rendah modal, dan kapal dioperasikan sendiri oleh pemilik. Kapal pukat cincin telah menggunakan peralatan dengan tingkat teknologi lebih maju, jarak jangkau ke daerah penangkapan lebih luas sehingga nelayan tinggal di laut berhari-hari. Potier (1998) mengatakan bahwa kapal pukat cincin besar dan sedang termasuk perikanan semi industri.
Gambar .              Kapal pukat cincin tipe kapal kayu
 






           

Gambar: Bentuk Datar Kapal purse siene tipe kapal besi





Gambar .. Ukuran utama kapal Lintang dan Bujur

Kapal pukat cincin umumnya berbentuk ramping dengan geladak kerja di bagian buritan,
ruang kemudi dan akomodasi di bagian haluan, bangunan slipway di buritan sebagai
tempat penyimpan dan peluncuran skiff boat. Kapalkapal ini merupakan kelompok (open ocean going vessels).



Kapal pukat cincin adalah kapal yang paling penting dan efektif untuk menangkap
sekumpulan (schooling) ikan yang berada di dekat permukaan. Sebagai sarana
pengamatan ikan dibangun tempat panjarwala (crows nest) di tiang utama, pada kapal berukuran besar terliaht pada gambar di bawh




Gambar: Kapal Purse seiner tampak haluan                     Gambar: purse seiner bagian buritan





Gambar: kpal Purse seiner Bagian deck/ gladak kapal





2.6   Tenaga penggerak  Kapal Purse Seiner.
2.6.1 Mesin utama
Mesin utama (main engine) adalah mesin yang digunakan untuk daya penggerak kapal (mesin pendorong). Pada umumnya mesin kapal standar sudah menggunakan marine engine yang sudah dirancang oleh pabrik mesin untuk dioperasikan di laut yang memiliki daya korosi tinggi. Oleh karena itu jenis mesin ini sudah dirancang untuk bisa menggunakan air pendingin (water cooler) berupa air laut.
Namun dalam kenyataan di lapangan banyak pengusaha penangkapan yang menggunakan mesin non marine dengan alasan harganya lebih murah. Mereka membeli mesin-mesin kendaraan darat eks Singapura yang umurnya masih relatif muda dengan kondisi mesin masih bagus. Misalnya merk-merk terkenal seperti Mitsubhisi, yang merupakan mesin bekas truk maupun bus telah digunakan oleh banyak perahu.
2.6.2          Baling-baling
Baling-baling kapal (propeller) yang apabila berputar di dalam air karena dihidupkannya mesin penggerak menyebabkan kapal bergerak maju ke depan. Laju kecepatan kapal tergantung dari jumlah  putaran mesin per menit (rotation per minute = rpm) sehingga semakin besar putaran mesin yang ditransmisikan ke putaran baling-baling maka kecepatan kapal juga semakin besar.
Jumlah daun baling-baling (blade) bisa 2, 3 atau 4, dengan sudut kemiringan tertentu. Pada umumnya posisi daun baling-baling tersebut adalah tetap (fixed), namun dalam perkembangannya kemiringan sudut daun baling-baling tersebut bisa diubah-ubah (controllable pitch propeller, CPP) sehingga untuk kapal bergerak mundur tidak perlu merubah/membalik arah putaran dari poros baling-baling tetapi cukup merubah sudut dari daun baling-baling ke arah sebaliknya.

2.7 Perlengkapan tambahan  yang  ada di atas  kapal purse seine :
-       Self-supporting King Post dengan  Crow’s nest di ujung atasnya.
-       Main boom kira kira panjangnya 16 m.
-       Brailing boom.
-       Auxiliary boom.
-       Seine davit dengan konstruksi yang kuat.
Kapal purse seine harus juga dilengkapi winch dengan mesin yang kuat dan jumlah yang cukup. Winch tersebut digunakan untuk menarik tali kolor, menarik badan jaring, mengangkat ikan dengan caduk, menurunkan rumpon terutama untuk rumpon yang besar, dan lain-lain.
Berikut adalah winch winch yang biasanya ada di kapal purse seine :
-       Power block.
-       Main boom topping winch.
-       Two Vang winches for swing main boom starboard and port
-       Main boom winch for hoisting the skiff.
-       Power block in-haul winch
-       Cingle winch.
-       Two auxiliary boom topping winches.
-       Two auxiliary boom cargo winches.
-       Brailing winch.
-       Chocker winch
-       Corkline winch.
-       Ring stripper.




















DAFTAR PUSTAKA


Mulyadi, M. D. 2007. Analisis Pendaratan dan Penanganan Hasil Tangkapan dan
Fasilitas Terkait di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan
[Skripsi]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian BogorFyson, J. 1985. “Design of Small Fishing Vessels”. Fishing News Ltd. London, England.
Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dewi Sri
Arifudin, Ir. Rahmat. 2005. Pengelolaan Kualitas Air. Jakarta : Dirjen
Perikanan
Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor : CV. Gaya Teknik.
Diktat Mata Kuliah. 2000. Biologi Ikan Semester IV. Politeknik Negeri
Pontianak
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Karnisius.
Mursidik, Setyo et al. 1999. Analisis Kualitas Air. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Partosuwiryo, Suwarman. 2002. Dasar-Dasar Penangkapan Ikan.
Yogyakarta : UGM
Prasetya, Irawan. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : PT.
Repro Internasional.
Tontowi, Drs. 1995. Prosedur Analisa Kualitas Air di Laboratorium.
Bandung : Bapedalda
Herman (2000). Jenis-Jenis Perahu Perikanan Tradisional di Jawa Timur. Jakarta : Rineka Widya
Fauzi, A. 2000. Teori ekonomi sumber daya perikanan. Paper dari bagian ekonomi sumber daya alam. Institut Pertanian Bogor.
Sumadiharga, O. K. 2000. Potensi sumber daya perikanan laut Indonesia. Prosiding Seminar Kelautan. 142–157.
Susanto, K. 1991. Metode pengoperasian pukat cincin besar di daerah Juwana, Jawa Tengah. Prosiding Temu Karya Ilmiah Perikanan Rakyat. Jakarta 18 sampai dengan 19 Desember 1989. Buku II. 361
Anonymous a. 2010. Karakteristik Teknis Alat Tangkap Purse Seine, Payang  dan Gill Net pada Penangkapan Ikan Pelagis Kecil. http://frezeries.blogspot.com.
Anonymous b. 2010. Purse Seine Laut Jawa (Part1), (Part 2), (Part 3), (Part 4). http://camartolol.wordpress.com.
Sa’id, Solichin Djazuli. 2009. Proposal Kolokium : Kajian Ekonomis Penggunaan Daya Mesin Kapal Purse Seine di Perairan Pekalongan. Universitas Diponegoro. Semarang
Taufiq. 2010. Purse Seine. http://fiqrin.wordpress.com.
Wijopriono & Abdul Samad Genisa. 2003. Kajian Terhadap Laju Tangkap dan Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Mini di Perairan Pantai Utara Jawa Tengah. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Diposkan oleh Elfirah Rosalina di 20.44
      Waluyo, S. Dan H.R. Barus. 1989. Alat tangkap ikan dan udang  laut  indonesia. BPPL. Departemen pertanian. Jakarta.
      Sadhari, Naryo S. 1985. Teknik penangkapan ikan. Penerbit angkasa. Bandung.
       Brand, Adres Van. 1972. fish cathing methode of the world   fishing new (Books) ltd. 23 Rosemount avenue. West by flert,survey and 110 fletet street. London EC 4. 
Firgin. 2009. Cara pengoperasian purse seine. Www. Word   press.
Anonim, 2009. Teknik dan Cara Operasi Alat Tangkap.
http://frezeries.blogspot.com. Di Akses 30 Mei 2012
Arman, veggy. Alat Tangkap Purse seine. http://veggyarman.blogspot.com. Di  Akses 30 Mei 2012
Ayodhyoa, A.U. 1972. Suatu Pengenalan Tentang Kapal Ikan.

Fakultas Perikanan IPB. Bogor.
Fiqrin, 2010. Alat Tangkap Purse Seine dan Bagin-bagianya. http://fiqrin.wordpress.com. Di Akses 30 Mei 2012
Irawan, 2008. Cara Peletakan alat Bantu Penagkapan Lampu. http://irawan89.blogspot.com. Di Akses 30 Mei 2012

Priadin, arif. 2012. Alat Bantu Penagkapan. http://arifapriadin.blogspot.com. Di Akses 30 Mei 2012

Rahayu, Septia. 2012. Alat Tangkap dan Ikan Yang Ditangkap. http://rahayuseptia.blogspot.com. Di Akses 30 Mei 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar