KAPAL PENANGKAP IKAN (fishing vessel)
KAPAL purse
seiner
oleh
:
ISMAIL
TUEN LAMABLAWA
NIM
: 2010.02.5.0008
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2013
KATA
PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur hanya tertuju bagi Tuhan Yang Maha Esa atas
semua rahmat dan hidayahnya yang telah diberikannya kepada kita.
Rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pembimbing yang
telah membimbing kita dengan sabar dan juga kepada senior serta teman–teman
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Makalah ini
saya susun dan laksanakan atas tugas yang telah diberikan kepada saya. Dalam tugas makalah ini saya menggunakan buku tentang
tugas-tugas ini, dimana buku tersebut sangat banyak membantu dalam kelancaran tugas makalah ini
Harapan saya dalam pembuatan Tugas makalah ini dapat
membantu dan menambah pengetahuan saya tentang Mata kuliah Kapal Perikanan
Diakhir kata ini, saya sebagai penyusun laporan mengharap masukan baik
saran atau kritik atas semua kekurangan yang telah saya buat.
DAFTAR ISI
HALAMAN ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
1.3. Tujuan
Penulisan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1.
Deskripsi dan spsifikasi Kapal Purse
Seiner.......................................... 3
2.2.
Keadaan Umum dan Khusus.................................................................. 4
2.3 Gambaran Rencana Umum dan dimensi Utama
Kapal Purse Seiner...... 7
2.4.
Penentuan Ukuran – Ukuran Bagian
Kontruksi Kapal Purse Seiner..... 12
2.5.
Tipelogi Kapal Pukat Cincin Purse
Seiner.............................................. 14
2.6.
Tenaga Pengerak Kapal Purse seiner...................................................... 16
2.7.
Perlengkapan Tambahan yang ada di atas kapal Purse Seiner................ 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Usaha
penangkapan ikan adalah suatu usaha melakukan penangkapanataupun pengumpulan
ikan dan jenis-jenis aquatic resources lainnya, dengandasar pemikiran
bahwa ikan dan aquatic resources tersebut mempunyai nilaiekonomis
(Ayodhyoa, 1981)
Menurut
Ayodhyoa (1981), bahwa usaha penangkapan ikan adalah suatuusaha yang
menghasilkan atau memanfaatkan seluruh benda-benda hidup padasuatu perairan.
Penangkapan
ikan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikandi perairan yang tidak
dalam keadaan dibudidayakandengan menggunakan alatbantu atau dengan cara
apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapaluntuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkan.
Salah satu pendukung pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah kapal
perikanan sebagai sarana apung. Sebagian besar kapal perikanan khususnya kapal
penangkap ikan dirancang dan dibuat oleh para nelayan hanya berdasarkan
keterampilan dan pengalaman yang diperoleh dari lapangan dalam operasi penangkapan
ikan. Begitu pula kapal penangkap ikan yang dirancang dan dibuat oleh para
pengrajin kapal / nelayan tanpa adanya dukungan gambar desain kapal.
.
Selain itu
faktor yang sangat menentukan keberhasilan penangkapanadalah kapal. Hal-hal
yang mendukung atau persyaratan yang harus diperhatikanantara lain mengenai
ukuran kapal dan tenaga penggerak harus sesuai dengan alattangkap yang
digunakan.Pengukuran kapal perikanan dibutuhkan untuk mendukung
data statistik perikanan dan pengelolaan perikanan tangkap yang bertanggung
jawab.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, BBPPI Semarang sebagai UPT
Ditjen Perikanan Tangkap DKP diharapkan dapat
menyiapkan bahan standar pengukuran kapal perikanan sebagai sarana
penangkapan ikan secara bertahap
Panjangnya
kapal Purse seine ditentukan oleh panjangnya alat tangkap.Adapun
persyaratan khusus yang harus ada di kapal Purse seine antara
lain;palkah ikan, kestabilan kapal serta kemampuan olah gerak yang cepat (Balai
Pengembangan Perikanan Tangkap, 1988).
Menurut Balai
Pengembangan Perikanan Tangkap (1988), pengertian darikapal ikan adalah sarana
apung yang memiliki geladak utama dan bangunan atasatau rumah geladak serta
memiliki peralatan khusus yang dipergunakan untukmenangkap ikan, mengumpulkan
dan mengangkut ikan segar serta mengolah ikan.
Menurut Balai
Pengembangan Penangkapan Ikan (1988), bahwa kapalikan mempunyai fungsi
operasional yang lebih rumit dan berat sehinggadiperlukan persyaratan khusus
yang merupakan keistimewaan dan karakteristik kapal ikan.
Kapal perikanan khususnya perikanan tangkap memiliki keistimewaan dan
karateristik utama, antara lain :Kecepatan Kapal Kapal ikan biasanya memiliki
kecepatan yang lebih tinggikarena dilihat darisegi alur pelayaran yang
ditempuhnya, kapal ikan berlayar mencari
fishing
ground pada
suatu perairan atau mengikuti dan mengejar gerombolan ikan, dan dari segi operasi pengangkapan, kapal ikan beroperasi
menangkapikan dan mengangkut hasil tangkapan guna menjaga tingkat kesegaran
yangtinggi hingga sampai ke pelabuhan-pelabuhan perikanan.
Untuk
mendapatkan kecepatan kapal yang efisien dan efektif untuk kapalpenangkapan
harus mempertimbangkan besarnya tenaga penggerak dan tidakmelebihi tingkat
kecepatan yang diperlukan. Kecepatan kapal yang melebihi tingkat kecepatan yang diperlukan akan mengakibatkan kapal ikan
tidakefisien. Dalam kegiatan operasional usaha penangkapan ikan, kapal
harusmampu bergerak dengan baik dalam kecepatan tinggi dan kecepatan rendah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu:
1. Memberi informasi tentang jenis Kapal perikanan khususnya Kapal purse seine.
2. Sebagai bahan diskusi antar mahasisiwa,mengenai Kapal Perikanan
3. Sebagai baha acuan dalam pembelajaran.
4. Menambah wawasan tentang Kapal ikan di bidang perikanan
1. Memberi informasi tentang jenis Kapal perikanan khususnya Kapal purse seine.
2. Sebagai bahan diskusi antar mahasisiwa,mengenai Kapal Perikanan
3. Sebagai baha acuan dalam pembelajaran.
4. Menambah wawasan tentang Kapal ikan di bidang perikanan
5. Agar dapat di
implemtasikan jika suatu saat bereda di lapangn
6.
Sebagai bahan acuan untuk menjaga kelestarian laut.
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 . Deskripsi dan Spesifikasi, Kapal Purse Seiner
2.1.1 Definisi Kapal Purse seine
Isitilah ini digunakan
untuk menamai kapal perikanan yang menggunakan alat tangkap purse seine (pukat cincin). Dalam kelompok kapal perikanan berbahan kayu
maka jenis kapal ini umumnya adalah paling besar hingga 150 GT seperti yang
banyak di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Jenis kapal ini
memiliki ukuran displacement B (breath =lebar) lebih besar daripada
jenis kapal ikan lain karena untuk memperbesar stabilitas kapal saat ABK
melakukan kegiatan mengangkat jaring (hauling)
yang dilakukan pada ssalah satu sisi kapal. Letak rumah kemudi (deck house) berada di belakang, dan dek
kerja berada di bagian depan. Perahu
atau kapal penangkapan ikan adalah kapal yang digunakan pada operasi
penangkapan ikan. Kapal pengangkut yang digunakan untuk mengangkut nelayan,
alat – alat penangkapan dn hasil tangkapan dimasukkan sebagai kapal tangkap (
DKP 2003 ).
Kapal atau perahu penangkapan merupakan sarana pendukung dalam operasi
penangkapan ikan, dimana berfungsi sebagai alat transportasi diperairan. Kapal purse
seine adalah kapal yang secara khusus dirancang dan dibagun untuk digunakan
menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine atau sering juga
disebut pukat cincin, sekaligus menampung, menyimpan, mendinginkan dan
mengangkut hasil tangkapannya. Kapal purse seiner merupakan kapal yang
khusus dioperasikan untuk menangkap ikan jenis pelagis yang selalu bermigrasi
dalam bentuk schooling fish, seperti ikan layang, ikan selar, ikan
tongkol, dan cakalang.
Berdasarkan hasil praktek kerja lapang Rika ( 2010 ), Kapal yang
digunakan dalam melakukan pengopersaian purses esine diperairan barru terbuat
dari kayu ulin ( Eusideroxylon zwagen ) dengan kontruksi yang sederhana. Hal
ini seiring dengan pendapat Ayodhyoa ( 1981 )., bahwa secara ekonomis kayu
masih menempati urutan teratas sebagai bahan konstruksi ikan yang berukuran
kecil. Hal ini disebabkan pertimbangan, faktor harga, biaya perawatan, pajak,
biaya operasional. Konstruksi kapal purse seine sama pada umumnya.
2.2 Keadaan umum dan Khusus
2.1.1 Karakteristik Kapal Purse
Siener
Ayodhya dan Sondita
(1996) menjelaskan bahwa kapal purse
seine menangkap ikan-ikan pellagis yang bergerombol (schooling), perenang cepat (high
speed), dan beruaya (high migration),
sehubungan dengan sifat ikan sasaran tangkap dan alat tangkap yang digunakan,
maka dimensi utama kapal akan berpengaruh pada beberapa kebutuhan kapal purse seine, seperti:
1)
Nilai
B/D membesar mengakibatkan stabilitas kapal membaik, kondisi ini dibutuhkan
karena kapal saat melingkari gerombolan ikan dan pengaruh terpusatnya beban,
yaitu berat dan gaya-gaya yang bekerja dan berat seluruh ABK di salah satu sisi
pada saat pengangkatan jaring.
2)
Nilai
L/B berpengaruh terhadap tahanan penggerak kapal, mengecilnya nilai ini akan
berpengaruh buruk pada kecepatan kapal (speed).
Kecepatan kapal yang tinggi sangat diperlukan pada kapal purse seine terutama saat kapal mengejar dan melingkari kelompok
ikan.
3)
Nilai
L/D berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal, membesarnya nilai ini akan
mengakibatkan kekuatan memanjang kapal melemah..
Sistem pengoperasian alat
tangkap purse seine adalah dengan
menghadang gerombolan ikan yang sedang beruaya, selanjutnya melingkarkan alat
tangkap terhadap gerombolan ikan sasaran tangkap, sehubungan dengan sifat
operasi penangkapannya, perhitungan tenaga penggerak utama (main engine) diharapkan mampu untuk
mencapai kecepatan melingkar (maneuverability)
serta memiliki bentuk lambung yang dirancang khusus, agar kapal memiliki bentuk
lambung yang dirancang khusus, agar kapal memiliki kecepatan yang diharapkan
dan penarikan alat tangkap lebih mudah dilakukan (lambung rendah) dan agar
memiliki kemampuan olah gerak dan berputar yang baik (Fyson 1985).
Gambar.1 Ilustri kemungkinan ikan
yang meloloskan dir ipadasaat pelingkaran
Alat tangkap pukat cincin
Gambar.2 Ilustrasi kemungkinan ikan
yang meloloskan diri padasaat penarikan
tali kolor
Alat tangkap pukat cincin
Gambar.3 Posisik apal dan bentuk purse seine pada saat akan hauling
Ayodhyoa dan Sondita
(1996) mengemukakan bahwa kapal purse
seine diharapkan memiliki lebar yang cukup besar dan freeboard yang kecil. Lebar kapal yang besar diperlukan untuk
memberikan daerah kerja yang cukup luas di atas deck. Daerah kerja yang luas dimaksudkan untuk memberikan
keleluasan saat penanganan hasil tangkapan dan penempatan alat tangkap di atas deck. Freeboard rendah diperlukan untuk mempermudah saat
pengangkatanjaring dan hasil tangkapan, selain itu juga memperkecil kemungkinan
terbaliknya kapal disebabkan terputusnya gaya berat pada salah satu sisi kapal.
Schmid (1960)
mengemukakan bahwa untuk mendesain kapal purse
seine haruslah mempertemukan kebutuhan-kebutuhan umum seperti:
1)
Kapal
dirancang dengan menggunakan tenaga kerja yang efisien sesuai dengan sistim
operasi penangkapannya.
2)
Kapal
purse seine dirancang untuk
penangkapan pada cuaca buruk maupun tenang siang dan malam.
3)
Kapal
dirancang dengan memperhatikan keamanan bagi nelayan yang melakukan
penangkapan.
4)
Setting dan hauling dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan dengan
memperhatikan patahan alat tangkap.
5)
Kapal
purse seine harus efektif pada
pengoperasian siang dan malam hari.
2.1.2 Persyaratan
Kapal Purse Seine
Syarat-syarat
yang diperlukan dan diperhatikan pada kapal purse seine adalah:
a)
Bentuk
kapal harus stabil artinya tidak banyak oleng karena waktu operasi kapal akkan
mendapatkan beban ke samping yang lebih berat yaitu saat penarikan jaring yang
akibatnya kapal akan miring.
b)
Ruang
kerja perlu yang leluasa dan banyaknya peralatan yang perlu disiapkan maka:
-
Harus
mempunyai dek yang luas.
-
Mempunyai
tempat penyimpanan hasil tangkapan yang cukup.
-
Mempunyai
tempat penyimpanan alat-alat penangkapan yang cukup.
c)
Olah
gerak atau pelayaran
-
Kapal
harus lincah atau mudah diolah gerak.
-
Mempunyai
kecepatan yang besar.
-
Dapat
menempuh daerah penangkapan yang jauh.
Hubungan ukuran panjang
kapal dengan alat tangkap purse seine dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah pada panjang kantong dengan perbandingan panjang kapal dengan rumus:
B : LOA = 1 ½ : 2 x Panjang Kapal
B = ¾ LOA
Dimana;
o
B
=Panjang kantong jaring
o LOA = Panjang kapal (diukur dari paling ujung
maka sampai bagian paling belakang kapal)
2.3 Gambar rencana umum dan Dimensi Utama Kapal Purse Seiner.
Menurut
Dohri dan Soedjana (1983) dimensi utama kapal terdiri dari:
2.3.1
Panjang kapal (Length/L)
Panjang kapal dapat dibedakan
dalam 3 kategori yaitu LOA, LPP, dan LWL. Panjang total atau LOA (Length Over All) adalah jarak horizontal
kapal yang diukur mulai dari titik terdepan dari linggi haluan sampai dengan
titik terbelakang dari buritan. Panjang total ini merupakan panjang yang
terbesar dari sebuah kapal dan diukur sejajar dengan lunas kapal seperti
ditujuk pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. Ukuranpanjang
total kapal (LOA)
·
Jaraksepanjanggaristegakatau LPP/LBP (Length Perpendicular / Length Between
Perpendicular) adalahjarak horizontal yang
dihitungdarigaristegakhaluansampaidengangaristegakburitan. Garistegakhaluanatau
FP (Fore Perpendicular) ialahgariskhayal
yang terletaktegakluruspadaperpotonganantarLwldanbadankapalpadabagianhaluan.
Sedangkan yang dimaksuddengangaristegakburitanatau AP (After Perpendicular) ialahsebuahgariskhayal yang
terletakpadabadankapalbagianburitanatauberada di belakangporoskemudi (bagikapal
yang memilikiporoskemudi).
Gambar
5.Ukuranpanjanggaristegak (LBP)
·
Panjanggaris air atau LWL (Length
of Water Line) adalahjarak horizontal padakapal yang
dihitungdarititikperpotonganantaragaris air (water line) denganlinggihaluansampaidengantitikperpotonganantaragaris
air denganlinggiburitan.
Gambar 6. Panjanggarisawal (LWL)
2.3.2
Lebarkapal (Breadth/B)
Lebarkapalpadaumumnyadibedakanmenjadi 2 macamyaitu:
§ LebarterbesaratauBmax(Breadth maximum), adalahjarak horizontal padalebarkapal yang terbesar,
dihitungdarisalahsatusisiterluar (sheer)
yang satukesisi (sheer) lainnya yang
berhadapan (Gambar7).
§ LebardalamBmoulded(Breadth moulded), adalahjarak horizontal
padalebarkapal yang terbesar, diukurdaribagiandalamkulitkapallainnya yang
berhadapan (Gambar7).
Gambar 7.Lebar kapal
2.3.3
Dalamkapal
(Depth)
Dalamsuatukapaldibedakanatas:
§ Dalamatau
D (Depth), adalahjarak vertical yang
diukurdaridekterendahkapalsampaititikterendahbadankapal (Gambar8).
§ Saratkapalatau
d (draft), adalahjarak vertical yang diukurdarigaris
air (water line)
tertinggisampaidengantitikterendahbadankapal (Gambar5).
§
Lambungbebas (freeboard),
adalahjarak vertical atautegak yang diukurdarigaris air (water line) tertinggisampaidengansheer (Gambar 8).
Gambar 8.Dalam kapal
MenurutFyson
(1985), dalamdesainsebuahkapalkarakteristikperbandingandimensi-dimensiutama (L,
B, D) merupakanhalpenting yang harusdiperhatikan. Perbandingantersebutmeliputi:
1)
Perbandinganantarapanjangdanlebar (L/B),
merupakanfaktor yang berpengaruhterhadaptahanangerakdankecepatankapal.
2) Perbandinganantaralebardandalam
(B/D), merupakanfaktor yang berpengaruhterhadapstabilitas; dan
3)
Perbandinganantarapanjangdandalam (L/D),
merupakanfaktor yang berpengaruhterhadapkekuatanmemanjangkapal.
Nilairasiodimensisangatpentinguntukmenentukanpenampilandansuatukapalikan.MenurutIskandar
(2007), dikatakanjikanilai L/B
mengecilakanberpengaruhburukterhadapkecepatankapal, nilai L/D
membesarakanmengakibatkankekuatanmemanjangkapalmelemah, sedangkannilai B/D
membesarakanmengakibatkanstabilitaskapalmeningkatakantetapipropulsive abilityakanmemburuk. IskandardanNovita (2000)
menyatakan, perbandinganbeberapanilai parameter badankapalikan Indonesia berada
di luarnilaikisaran yang dimilikikapalikanJepang.
2.3.4 KoefisienBalok (Coeffisien of block)
KoefisienbentuksuatukapalerathubungannyadenganstabilitaskapalmenurutFyson
(1985),
stabilitaskapalikandidefinisikansebagaikemampuankapaltersebutuntukkembalikeposisisemulasetelahmengalamimomen
temporal.Momeninidapatdisebabkanolehangin, gelombang, sebaranmuatan di kapal,
air di dekdan lain-lain.
Muckel
(1975) menyatakanbahwastabilitaskapaltergantungpadabeberapafaktor
antaralaindimensikapal, bentukkapalbadankapal yang ada di dalam air
distribusibenda-benda yang ada di ataskapaldansudutkemiringankapalterhadapbidang
horizontal.
Fyson
(1985) mengemukakanbahwacoefficient of
finenessakanmenunjukkanbentukkapalberdasarkanhubunganantaraluas area
badankapalterhadapmasing-masingdimensiutamakapal, coefficient of finenessuntukkapal yang tidakbergerak (V = 0 m/det), terdiriatas:
1)
Coefficient
of block (Cb), menunjukkanperbandinganantaranilaivolume displacementkapaldengan volume
bidangbalok yang mengelilingibadankapal.
Cbjugadikenalsebagaikoefisienkegemukankapal (Gambar 9).
Gambar 9.Coefficient of block (Cb)
2) Coefficient of prismatic (Cp),
menunjukkanperbandinganantaravolume
displacementkapaldengan volume yang dibentukolehluas area
penampangmelintangtengahkapal (A*) danpanjangkapalpadagaris air
tertentu (Lwl). Cpjugadikenalsebagaikoefisien yang menunjukkanbentukbadankapalsecara
horizontal (Gambar10).
Coefficient vertical prismatic (Cvp), menunjukkanperbandinganantaravolume displacementkapaldengan volume yang dibentukolehluas area
kapalpada WL tertentusecara horizontal-longitudinal (Aw) dandraftkapal. Cvpjugadikenalsebagaikoefisien
yang menunjukkanbentukbadankapalsecaravertikal.
Gambar10.
Coefficient of prismatic (Cp) dan Coefficient vertical prismatic (Cvp)
3)
Coefficient of waterplan (Cw), menunjukkanbesarnyaluas area penampangmembujurtengahkapaldibandingkandenganbidangempatpersegipanjang
yang mengelilingiluas area tersebut. Cwmenunjukkanbentukbadankapalpadabagianwaterplan area).
Gambar 11.Coefficient of waterplane
(Cw)
4)
Coefficient of midshipmenunjukkanperbandinganantaraluaspenampangmelintangtengahkapalsecara
vertical denganbidangempatpersegipanjang yang mengelilingiluasarea tersebut. Menggambarkanbentukbadankapalpadabagiantengahkapal
midship
Gambar 12 .Coefficient of midship
2.4 Penentuan Ukuran-Ukuran Bagian Konstruksi Kapal Purse Seine
2.4.1 Lunas
Ukuran
kayu yang dipergunakan untuk lunas sesuai dengan ukuran kayu yang standar dan
menggunakan kayu jati. Tinggi dan lebar lunas dalam dan luar tergantung dari
angka petunjuk L (B/3 + H). Kapal yang lebih kecil dari 140 GT , tidak perlu
dipasang lunas dalam. Kapal-kapal yang lebih besar harus dipasang lunas dalam
(dari linggi buritan sampai linggi haluan) dan lunas luar.
Tebal dan tinggi dari
lunas dalam dan luar dapat dirubah sedikit asal penampang seluruhnya seperti
tertera di tabel:
Tabel 1. Perbandingan antara (L : H)
dengan tebal kayu
L : H
|
Penambahan Penampang atau Tebal
dalam %
|
I
|
II
|
8,2
8,4
8,6
8,8
9,0
|
2
4
7
11
16
|
Juga
perbandingan antara penampang lunas dalam dan luar dapat dilakukan perubahan,
tetapi penampang lunas dalam bagaimanapun tiidak boleh kurang dari ½ penampang
lunas luar.
Jika
lunas luar terdiri dari lapisan-lapisan kayu yang dilem, maka
penampang-penampangnya boleh dikurangi 15% dari angka yang didapat menurut
tabel, tebal dari masing-masing lapisan lunas tidak boleh melebihi 20 mm.
Lunas luar dan dalam dari
kapal-kapal yang panjangnya sampai 14 m masing-masing harus dibuat dari 1
potong kayu lunas luar dari kapal-kapal yang lebih besar, maksimal hanya boleh
terdiri dari 3 potong yang satu sama lain disambung; bagian terpendek dari
lunas luar tersebut paling sedikit panjangnya harus 6 m.
Sambungan lunas di bagian
belakang kapal pada kapal-kapal bermotor
harus dihindarkan. Sambungan-sambungan lunas tidak boleh berada di bawah lubang
palka atau bukaan-bukaan geladak yang besar. Letak sambungan ini terhadap sekat
yang terdekat paling sedikit harus satu jarak gading-gading sedangkan terdapat
pemikul membujur mesin paling sedikit harus 5 jarak dari gading.
Pada lunas luar tidak boleh
ada yang tumpul. Sambungan pada kapal dengan panjang sampai 15 m harus dengan
skarp miring, pada kapal-kapal yang lebih besar sambungannya skarp miring
berkait ganda. Panjang dari sambungan paling sedikit harus 5 kali tinggi lunas.
2.4.2 Linggi Haluan dan Linggi Buritan
Tinggi dan tebal dari
linggi haluan dan buritan terdapat pada lampiran. Linggi baling-baling harus
sedemikian lebarnya, sehingga disamping untuk tabung buritan masih ada paling
sedikit tebal kayu sebesar 20 mm, pada setiap sisi; sedangkan untuk kapal-kapal
dengan angka petunjuk L (B/3 + H) diatas 20, tebal kayu paling sedikit harus 25
mm pada setiap sisi. Sambungan-sambungan pada linggi haluan harus dihinsari
kecuali sambungan antara linggi haluan dengan lunas.
2.4.3 Kemudi
Setiap kapal harus
memiliki sistem kemudi yang menjamin dikendalikannya dengan baik. Garis tengah
gagang kemudi dengan 3 batang bantalan dihitung menurut lampiran 7. Letak
bantalan tersebut berlaku untuk gagang kemudi seluruhnya. Di tempat pemasangan
kendaraan, gagang tersebut boleh dibuat khusus (kira-kira 1 : 10). Bila gagang
kemudi mendapat tambahhan momen lengkung, maka harus dibuat kuat atau dipasang
lagi bantalan-bantalan tambahan (misal: ring pengikat atau jari-jari).
2.4.4 Gading-Gading
Gading-gading dari baja
dan bila perlu dari logam lainnya. Untuk gading-gading lengkung dapat
dipergunakan jenis-jenis kayu, dimana urat-uratnya sejalan bentuk gading.
Bilamana jenis kayu demikian yang cukup panjang tidak dapat atau susah
diddapatkan, maka gading-gading dapat disambung.
Bagi gading-gading
tunggal, kedua bagian gading-gading tersebut harus berhimpitan sepanjang kurang
3x tebal gading-gading, atau kedua bagian gading-gading tersebut dilekatkan
tumpu antara satu dengan yang lain. Gading-gading
harus terlihat kokoh dan kuat. Begitu juga susunan dan jarak gading-gading
tersusun cukup rapi dan sesuai denga ukuran kapal.
2.4.5 Ruang Palka
Hal yang perlu
diperhatikan dalam lingkup palka, yakni: tebal dari sekat-sekat ruang ikan dan
sekat-sekat dalam ruang ikan, geladak-geladak ruang ikan, dinding-dinding
selubung ruang ikan. Sekat-sekat ruang ikan dibuat dari papan-papan yang
dipotong secara radial. Tutup sisi geladak harus terdiri dari kayu keras.
2.5 Tipologi Kapal Purse Seiner
Karakteristik kapal pukat cincin yang mengeksploitasi sumber daya ikan
pelagis kecil di perairan Jawa, terutama kapal yang berpangkalan di Pekalongan dan
Juwana adalah kapal pukat cincin besar dan sedang, sesuai dengan tipologi kapal
pukat cincin yang dikatakan oleh Potier & Sadhotomo (1995). Panayotou
(1982) membandingkan perikanan skala kecil dan skala besar (perikanan industri)
dengan melihat teknologi yang digunakan, tingkat modal, tenaga kerja yang
digunakan dan kepemilikan. Ia lebih lanjut menerangkan bahwa perikanan skala
kecil biaya rendah, rendah teknologi, rendah modal, dan kapal dioperasikan
sendiri oleh pemilik. Kapal pukat cincin telah menggunakan peralatan dengan
tingkat teknologi lebih maju, jarak jangkau ke daerah penangkapan lebih luas sehingga
nelayan tinggal di laut berhari-hari. Potier (1998) mengatakan bahwa kapal
pukat cincin besar dan sedang termasuk perikanan semi industri.
Gambar . Kapal pukat cincin tipe kapal
kayu
|
Gambar: Bentuk Datar Kapal purse siene tipe kapal besi
Gambar .. Ukuran utama kapal Lintang
dan Bujur
Kapal pukat cincin umumnya berbentuk ramping dengan geladak kerja
di bagian buritan,
ruang
kemudi dan akomodasi di bagian haluan, bangunan slipway di buritan sebagai
tempat penyimpan dan peluncuran skiff boat.
Kapal‐kapal ini
merupakan kelompok (open ocean going vessels).
Kapal pukat cincin adalah kapal yang paling penting dan efektif
untuk menangkap
sekumpulan
(schooling) ikan yang berada di dekat permukaan. Sebagai sarana
pengamatan
ikan dibangun tempat panjarwala (crows nest) di tiang utama, pada kapal
berukuran besar terliaht pada gambar di bawh
Gambar: Kapal Purse seiner tampak
haluan Gambar: purse
seiner bagian buritan
Gambar: kpal Purse seiner Bagian deck/
gladak kapal
2.6 Tenaga penggerak Kapal Purse
Seiner.
|
2.6.1
Mesin utama
Mesin
utama (main engine) adalah mesin yang
digunakan untuk daya penggerak kapal (mesin pendorong). Pada umumnya mesin
kapal standar sudah menggunakan marine
engine yang sudah dirancang oleh pabrik mesin untuk dioperasikan di laut
yang memiliki daya korosi tinggi. Oleh karena itu jenis mesin ini sudah
dirancang untuk bisa menggunakan air pendingin (water cooler) berupa air laut.
Namun
dalam kenyataan di lapangan banyak pengusaha penangkapan yang menggunakan mesin
non marine dengan alasan harganya
lebih murah. Mereka membeli mesin-mesin kendaraan darat eks Singapura yang
umurnya masih relatif muda dengan kondisi mesin masih bagus. Misalnya merk-merk
terkenal seperti Mitsubhisi, yang merupakan mesin bekas truk maupun bus telah
digunakan oleh banyak perahu.
2.6.2
Baling-baling
Baling-baling
kapal (propeller) yang apabila
berputar di dalam air karena dihidupkannya mesin penggerak menyebabkan kapal
bergerak maju ke depan. Laju kecepatan kapal tergantung dari jumlah putaran mesin per menit (rotation per minute = rpm) sehingga semakin besar putaran mesin
yang ditransmisikan ke putaran baling-baling maka kecepatan kapal juga semakin
besar.
Jumlah daun baling-baling
(blade) bisa 2, 3 atau 4, dengan
sudut kemiringan tertentu. Pada umumnya posisi daun baling-baling tersebut
adalah tetap (fixed), namun dalam
perkembangannya kemiringan sudut daun baling-baling tersebut bisa diubah-ubah (controllable pitch propeller, CPP)
sehingga untuk kapal bergerak mundur tidak perlu merubah/membalik arah putaran
dari poros baling-baling tetapi cukup merubah sudut dari daun baling-baling ke
arah sebaliknya.
2.7 Perlengkapan tambahan yang
ada di atas kapal purse seine :
- Self-supporting King Post
dengan Crow’s nest di ujung atasnya.
- Main boom kira kira panjangnya 16
m.
- Brailing boom.
- Auxiliary boom.
- Seine davit dengan konstruksi yang
kuat.
Kapal purse seine harus juga dilengkapi winch dengan mesin yang kuat dan
jumlah yang cukup. Winch tersebut digunakan untuk menarik tali kolor, menarik
badan jaring, mengangkat ikan dengan caduk, menurunkan rumpon terutama untuk
rumpon yang besar, dan lain-lain.
Berikut adalah winch winch yang biasanya ada di kapal purse seine :
- Power block.
- Main boom topping winch.
- Two Vang winches for swing main
boom starboard and port
- Main boom winch for hoisting the
skiff.
- Power block in-haul winch
- Cingle winch.
- Two auxiliary boom topping winches.
- Two auxiliary boom cargo winches.
- Brailing winch.
- Chocker winch
- Corkline winch.
- Ring stripper.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, M.
D. 2007. Analisis Pendaratan dan Penanganan Hasil Tangkapan dan
Fasilitas
Terkait di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan
[Skripsi].
Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian BogorFyson, J.
1985. “Design of Small Fishing Vessels”. Fishing News Ltd. London, England.
Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan.
Bogor: Yayasan Dewi Sri
Arifudin,
Ir. Rahmat. 2005. Pengelolaan Kualitas Air.
Jakarta : Dirjen
Perikanan
Ayodhyoa.
1981. Metode
Penangkapan Ikan. Bogor : CV. Gaya Teknik.
Diktat
Mata Kuliah. 2000. Biologi Ikan Semester IV.
Politeknik Negeri
Pontianak
Effendi,
Hefni. 2003. Telaah
Kualitas Air. Yogyakarta : Karnisius.
Mursidik,
Setyo et
al. 1999. Analisis Kualitas
Air. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Partosuwiryo,
Suwarman. 2002. Dasar-Dasar Penangkapan Ikan.
Yogyakarta
: UGM
Prasetya,
Irawan. 1999. Logika
dan Prosedur Penelitian. Jakarta : PT.
Repro
Internasional.
Tontowi,
Drs. 1995. Prosedur
Analisa Kualitas Air di Laboratorium.
Bandung
: Bapedalda
Herman (2000). Jenis-Jenis Perahu Perikanan Tradisional di Jawa Timur. Jakarta :
Rineka Widya
Fauzi, A. 2000. Teori ekonomi sumber daya perikanan.
Paper dari bagian ekonomi sumber daya alam. Institut Pertanian Bogor.
Sumadiharga, O.
K. 2000. Potensi sumber daya perikanan laut Indonesia. Prosiding Seminar Kelautan. 142–157.
Susanto, K.
1991. Metode pengoperasian pukat cincin besar di daerah Juwana, Jawa Tengah. Prosiding Temu Karya Ilmiah Perikanan Rakyat.
Jakarta 18 sampai dengan
19 Desember 1989. Buku II. 361
Anonymous a.
2010. Karakteristik Teknis Alat Tangkap Purse Seine, Payang dan Gill Net
pada Penangkapan Ikan Pelagis Kecil. http://frezeries.blogspot.com.
Anonymous
b. 2010. Purse Seine Laut Jawa (Part1), (Part 2), (Part 3), (Part 4). http://camartolol.wordpress.com.
Sa’id,
Solichin Djazuli. 2009. Proposal Kolokium : Kajian Ekonomis Penggunaan Daya
Mesin Kapal Purse Seine di Perairan Pekalongan. Universitas Diponegoro.
Semarang
Wijopriono
& Abdul Samad Genisa. 2003. Kajian Terhadap Laju Tangkap dan Komposisi
Hasil Tangkapan Purse Seine Mini di Perairan Pantai Utara Jawa Tengah.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Waluyo,
S. Dan H.R. Barus. 1989. Alat tangkap ikan dan udang laut
indonesia. BPPL. Departemen pertanian. Jakarta.
Sadhari,
Naryo S. 1985. Teknik penangkapan ikan. Penerbit angkasa. Bandung.
Brand, Adres Van. 1972. fish cathing methode of the world fishing new (Books) ltd. 23 Rosemount avenue.
West by flert,survey and 110 fletet
street. London EC 4.
Firgin. 2009. Cara pengoperasian purse seine. Www. Word press.
Anonim,
2009. Teknik dan Cara Operasi Alat
Tangkap.
Ayodhyoa, A.U.
1972. Suatu Pengenalan Tentang Kapal Ikan.
Fiqrin, 2010. Alat Tangkap Purse Seine dan Bagin-bagianya.
http://fiqrin.wordpress.com. Di
Akses 30 Mei 2012
Irawan, 2008. Cara Peletakan alat Bantu Penagkapan Lampu.
http://irawan89.blogspot.com. Di
Akses 30 Mei 2012
Rahayu, Septia.
2012. Alat Tangkap dan Ikan Yang Ditangkap.
http://rahayuseptia.blogspot.com. Di Akses 30 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar